Breaking News

Spinning Time

Blog ini mungkin sangat sulit dimengerti, pembahasa tentang Spinning Time yang harus menggunakan pemahaman Positif. Karena di dalam Blog Spinning Time 17 dijelasakan segala sesuatunya dengan hal-hal yang tidak umum dan bisa saja berhubungan dengan norma yang biruk agar kita lebih mengenal siapa sesungguhnya manusia.

Teori Gila Bagi mereka yang menganggab gila.

Waktu harus menjadi manusia
Jangan berputus asa ketika dalam masa sulit. Ingatlah bahwa waktu akan terus berjalan tak peduli apa yang sedang kamu rasakan. Jangan buang waktumu untuk meratapi kesedihan.

Banyak orang mengatakan bahwa berjalannya waktu bisa menghilangkan perasaan sedih atau terluka.

Sembari menunggu kesembuhan luka tersebut, ada baiknya jika kamu bersemangat untuk bangkit sembari melakukan aktifitas yang bermanfaat.

Ketika kesedihanmu telah hilang kamu tidak membuang waktumu dengan percuma karena sudah ada yang telah kamu lakukan.

Dengan melakukan satu aktifitas yang bermanfaat juga dapat membantu kamu bangkit dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan jika kamu bersedih hati meratapi keadaan yang sedang menimpamu.

Waktu adalah lingkaran nasib
Waktu itu adalah lingkaran nasib tanpa henti. Siang-malam, pagi-petang, sepanjang tahun tak pernah rehat. Dalam setiap kesempatan putaran nasibnya selalu terjadi tiga kemungkinan. Paralel, bergerak serentak.
Tere Liye

Waktu sangat bermakna. Menurut kata kata mutiara di atas Seiring berjalannya waktu, nasib seseorang dapat berubah. Yang tadinya di bawah, bisa berada di atas, dan begitu pun sebaliknya.

Tugas kita ialah berdoa dan bekerja keras agar selalu memiliki nasib yang baik. Kemudian, apabila kita masih berada di bawah, jangan pernah putus asa dan menyerah. Kamu tetap memiliki kesempatan yang besar untuk bisa berada pada posisi atas. Terus bersemangat dengan tidak lupa berdoa dan berusaha.

Lalu, ketika kamu sudah berada di posisi atas, jangan pernah sombong dan menghina orang-orang yang ada di bawahmu. Ingatlah bahwa semua yang kamu miliki ialah titipan dari Sang Pencipta. Dalam hitungan detik, kamu tak akan tahu bagaimana nasibmu. Jika Sang Pencipta ingin mengambil hartamu, maka kamu tak akan memiliki apapun.

Kesedihan akan berlalu dengan berjalannya waktu
Kesedihan pun akan terbang menjauh seiring dengan kepakan sayap waktu.
Jean de La Fontaine

Banyak orang memiliki masalah dan merasa sedih. Masalah berat membuat kesedihan yang teramat dalam. 

Namun, seberat apapun itu, pasti akan sembuh seiring dengan berjalannya waktu. Kamu harus bersahabat dengan waktu. 

Yakinlah bahwa rasa sakit di dalam dada akan sembuh jika sudah melewati waktu yang cukup lama. 

Itulah mengapa memanfaatkan waktu dengan baik merupakan obat mujarab untuk segala macam kesedihan.

Spinning Time 17
Pengertian Spinning Time
Spinning Time dapat dibedakan menjadi 3 komponen yakni:
  1. Masa lalu,
  2. Pernyataan masa lalu,
  3. Metode penelitiannya.
Spinning Time adalah semua peristiwa masa lampau, masa sekarang dan yang akan datang.

Ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.

Dari uraian tentang definisi atau batasan pengertian tadi dapat diambil intisarinya bahwa Spinning Time itu adalah :
  1. Sebagai ilmu pengetahuan,
  2. Yang tersusun sebagai hasil penyelidikan,
  3. Dengan menggunakan sumber Spinning Time sebagai bahan penyelidikan berupa sumber benda, sumber tertulis, dan sumber lisan.
  4. Cerita ilmiah yang menunjukkan adanya hubungan antara satu gejala dengan gejala lain secara kronologis.
  5. Yang diselidiki atau yang diriwayatkan dalam pengertian Spinning Time itu ialah kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam diri manusia pada masa yang lampau.
  6. Yang berlaku dalam diri manusia.
  7. Pada waktu yang lampau.
  8. Bertarikh atau bertanggal karena waktu dalam perjalanan Spinning Time merupakan suatu kontinuitas dan untuk memudahkan ingatan diri dalam mempelajari Spinning Time perlu ditentukan batas awal dan akhirnya, setiap babakan dengan kesatuan waktu (menit, jam, hari, minggu, dan seterusnya).
  9. Menafsirkan keadaan-keadaan yang telah berlalu.
Tugas pokok ilmu Spinning Time yang berkaitan denga waktu
Ilmu Spinning Time bertugas membuka ke masa lampau atau waktu yang lalu umat manusia memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua hingga dewasa ini.

Tugas Spinning Time dalam membuka kegelapan masa lampau atau waktu yang lalu umat manusia mengandung pengertian sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian di dalam masyarakat manusia yang terjadi pada masa lampau. 

Kejadian yang tidak memiliki hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia pada masa lampau bukanlah suatu peritiwa sejarah.

Pentingnya Spinning Time
Apabila dilihat dari hakikatnya, Spinning Time itu ialah suatu konsep tentang waktu atau tempo (time) yang proses kelangsungannya atau perjalanan waktu dengan yang perubahan mengarungi ruang geografis yang berisi berbagai peristia mengenai segala aktifitas yang berkesinambungan maka kurun waktu akan berdimensi 3, yaitu:
  1. Waktu yang lalu,
  2. Waktu sekarang, dan
  3. Waktu yang akan datang.
Penggambaran proses jalur waktu itu selalu lurus (linear) karena jalannya waktu sebagai proses bergerak menurut garis lurus yang bergerak terus dari awal menju masa depan. 

Menurut 3 dimensi itu kita menghadapi kenyataan bahwa masa kini bergerak terus dan gerakan itu secara eksak diukur dengan detik, menit dan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dasawarsa, dan abad. 

Penggunaan istilah masa kini sesungguhnya bersifat relatif karena waktu bergerak terus dari detik ke detik, menit ke menit dan seterusnya. 

Karena hal ini hanya sebagai titik antara masa lampau dan masa depan.

Prinsip kronologis dalam Spinning Time yaitu perjalanan waktu atau kelangsungan (continuity) perlu dibuat batasan awal san akhirnya yang disebut kurun waktu dan babakan waktu (periode) secara berurutan atau succesion.

Konsep Spinning Time
Yang dipelajari oleh Spinning Time bukan hanya perkembangannya saja tetapi juga kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dari peristiwa-peristiwa masa lalu umat manusia tersebut.

Jadi waktu dalam Spinning Time terjadi 4 hal, yaitu:
1. Perkembangan
Perkembangan diri terjadi bila berturut-turut diri bergerak dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Biasanya diri akan berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
2. Kesinambungan
Kesinambungan terjadi apabila suatu diri baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama.
3. Pengulangan
Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi di masa selanjutnya.
4. Perubahan
Perubahan terjadi bila diri mengalami pergeseran sama dengan perkembangan, akan tetapi asumsi ialah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Dan biasanya perubahan ini terjadi akibat pengaruh dari luar.

Spinning Time Lokal
Spinning Time lokal merupakan salah satu cabang dari ilmu Spinning Time yang berusaha untuk peristiwa-peristiwa di dalam diri manusia. 

Pada masa lampau yang terjadi dalam suatu tempat saja. 

Pengertian di satu tempat tidak mengandung artian sempit, misalnya peristiwa yang terjadi disuatu kampung atau desa saja, tetapi bisa mencakup daerah yang relatif luas, misalnya satu kabupaten atau satu propinsi. 

Hal ini merupakan suatu kebanggaan dari suatu diri yang budaya dan latar belakang sejarahnya sama.

Jika memang demikian halnya adalah penting bagi para Spinning Time untuk memutar kembali masa lampau sebab kehidupan masa datang dibangun diatas hidup masa lampau. 

Ahli Spining Time adalah perekam peradaban, karena peradaban yang tanpa rekaman akan berhenti beradab. 

Peradaban tanpa Spinning Time akan kehilangan identitas, dan tanpa identitas tidak akan ada tujuan. 

Sedangkan tanpa tujuan peradaban pun akan layu. 

Dari pernyataan diatas asumsinya adalah dengan mempelajari sekarang kita dapat mengambil pelajaran dalam mempelajari peristiwa-peristiwa lama yang baik untuk tetap dipelihara, dan diteruskan kepada generasi sekarang.

Para ahli Spinning Time dengan membuang segi-segi yang kurang baik atau tidak cocok dengan perkembangan jaman demi kemajuan dan kelangsungan bangsa di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Mengenal 
Bola Energi Alam Semesta
(Spinning Time)

Energi ini merupakan energi asal mula dan sumber kejadian makhluk hidup dan alam semesta. 

Di awal penciptaan alam semesta, Tuhan menciptakan sebuah Bola Energi Awal (Spinning Time) yang di Sebut Telur Jagad (ANTIGA) dan ada yang menyebutnya dengan Nur Muhammad

Bola Energi (Spinning Time) ini kemudian memancar dalam sebuah spektrum cahaya (Energi) yang mempunyai getaran dan frekwensi yang berlapis-lapis. 

Dan terciptalah Spiritual Alam Semesta dengan tingkat spektrum energi yang bertingkat (7 lapis langit dan 7 lapis bumi). 

Lapisan yang terluar (Kulit/ Residu) atau paling bawah dari spektrum energi ini adalah Dunia Fisik (Alam Materi) tempat kita berada saat ini.

Spinning Time adalah Inti Energi alam semesta, baik alam makrokosmos maupun alam mikrokosmos. 

Inti dari sel dan atom, yang keberadaannya masih belum bisa dideteksi oleh tekhnologi modern. 

Sehingga masih tergolong dimensi alam ghaib, karena baru diketahui secara metafisik.

Walaupun asal kejadian kita adalah dari Energi Awal (Spinning Time) ini, tidak serta merta kita bisa merasakan keberadaan tingkat tertinggi dari Hirarki Spektrum Energi Spinning Time ini. 

Karena sedemikian kuatnya lapisan mantel hijab duniawi kita yang diakibatkan oleh tertutupnya kesadaran kita.

Kesadaran manusia sejak lahir telah terbiasa dengan alam materi, nalurinya telah mengajarkannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya. 
Inilah kesadaran primitive manusia. 
Kesadaran untuk menyadari adanya kekuatan yang lebih tinggi dan lebih besar dari dirinya diperoleh ketika dia telah dewasa.

Metafisika Spinning Time
Bagi yang tidak mendalami konsep energi metafisika, maka cahaya ini di artikan sekedar sebagai sebuah petunjuk atau Hidayah yang datang dari Tuhan. 

Namun bagi kami para ilmuwan Metafisika, tidaklah berpandangan demikian. 

Cahaya yang dimaksud itu adalah sebuah energi Ilahiah yang Sumber Cahayanya berasal dari Cahaya Abadi yaitu Nur Allah. 

Kesimpulannya, Tuhan menurunkan dua jenis kitab. Yaitu kitab yang tidak berhuruf dan kitab yang berhuruf. Kitab yang tidak berhuruf itulah Cahaya Ilahiah Nuurun 'ala Nuurin.

Cahaya Ilahiah inilah yang menjadi sarana bagin seorang manusia untuk mendapatkan akses kembali kepada inti dirinya yaitu Spinning Time. 

Menjadi jembatan penghubung antara lapisan terluar dari Spektrum Energi dengan Inti Energi. 

Cahaya Ilahiah ini adalah sebuah energi murni, di dalamnya terkandung semua kualitas terbaik dari 99 jenis Cahaya Alam semesta.

Cahaya Ilahiah ini jugalah yang mempunyai kemampuan untuk memurnikan tubuh manusia. 

Oleh karena itulah energi ini sangat tepat digunakan untuk kultivasi energi.

Untuk mendapatkan makna yang hakiki dari suatu kitab suci tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan nalar dan intelektual saja, tetapi lebih dari itu, ia memerlukan perenungan yang sangat dalam. 

Perenungan itu tidak bisa dilampaui manusia biasa, sekalipun ia seorang professor. 

Manusia yang mampu melampaui perenungan itu adalah orang-orang yang memiliki maqam yang sudah melampaui batas ambang tertentu. 

Sampai ke tingkat para Spinnings yang memiliki nilai-nilai kesucian spiritual yang sangat tinggi. 

Merekalah yang bisa menembus alam tempat para malaikat berkumpul sambil bersujud dan bertasbih memuji kebesaran Penciptanya.
Cipta Rasa Menjadi Spinning Time
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الل
(La Ilaha Illallah)
Tidak ada Tuhan selain Allah
Makna La Ilaha Illallah adalah Tiada Sesembahan yang berhak untuk Disembah/ diibadahi selain Allah atau dengan kata lain Tiada sesembahan yang benar kecuali Allah.
○○○
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
(lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh)
~ TIDAK ADA DAYA DAN UPAYA KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH ~
Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kepada Abu Dzar Al-Ghifari
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: 
Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: 
  1. Supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, 
  2. Beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, 
  3. Beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, 
  4. Aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), 
  5. Aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, 
  6. Beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan 
  7. Beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia.
Mengapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kalimat lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh?
Jawabannya, 
Agar kita melepaskan diri kita dari segala apa yang kita merasa mampu untuk melakukannya, dan kita serahkan semua urusan kepada Allah. 
Sesungguhnya yang dapat menolong dalam semua aktivitas kita hanyalah Allah Ta’ala, dan ini adalah makna ucapan kita setiap kali melakukan shalat,
Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
[al-Fâtihah/1:5].
Dan kalimat ini, adalah makna dari doa yang sering kita ucapkan dalam akhir shalat kita:
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
Artinya:
Ya Allah, tolonglah aku agar dapat berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.
Pada hakikatnya seorang hamba tidak memiliki daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. 
Seorang penuntut ilmu tidak akan mungkin duduk di majlis ilmu, melainkan dengan pertolongan Allah. 
Seorang guru tidak akan mungkin dapat mengajarkan ilmu yang bermanfaat, melainkan dengan pertolongan Allah. 
Begitupun seorang pegawai, tidak mungkin dapat bekerja melainkan dengan pertolongan Allah.
Seorang hamba tidak boleh sombong dan merasa bahwa dirinya mampu untuk melakukan segala sesuatu. 
Seorang hamba seharusnya menyadari bahwa segala apa yang dilakukannya semata-mata karena pertolongan Allah. 
Sebab, jika Allah tidak menolong maka tidak mungkin dia melakukan segala sesuatu. 
Artinya, 
Dengan mengucapkan kalimat ini, seorang hamba berarti telah menunjukkan kelemahan, ketidakmampuan dirinya, dan menunjukkan bahwa ia adalah orang yang sangat membutuhkan pertolongan Allah.
Semasa peristiwa Israk Mikraj, kepada Rasulullah S.A.W., Nabi Ibrahim A.S. bersabda, 
Engkau akan berjumpa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha’if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman syurga iaitu LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH.

Bahkan Allah jugalah yang memperjalankan Rasulullah s.a.w. pada malam itu. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari pada-NYa.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah diberkahi sekelilingnya oleh Allah agar Kami perhatikan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(QS Al Isra:1).