Breaking News

Angkernya Peradaban Jawa Kuno Sebelum Islam

Salam Sembah Bagi Sang Penguasa Langit Dan Bumi
Ketahuilah bahwa orang-orang yang menghormat secara ghaib terhadap Tuhan mereka, orang-orang tersebut akan memperoleh ampunan beserta upah luar biasa.
Maka rahasiakan ucapan kalian ataupun ungkapkan.
Ketahuilah bahwa Dia Maha Mengetahui isi kalbu.
Bukankah Dia Maha Mengetahui hal-hal yang telah Dia ciptakan? 
Sungguh Dialah Yang Maha Menyelidiki, Maha Memahami.
Dialah Yang menyediakan bumi supaya memungkinkan untuk kalian tinggali.
Maka berjalanlah di segala penjurunya serta makanlah sebagian rezekiNya, bahwa kepada Dia sebagai Kebangkitan.
Lahaula Walakuwata Illabillah
☆☆☆☆☆
Sesuatu yang tidak bisa dimungkiri hingga saat ini adalah bahwa tanah Nusantara ini penuh dengan misteri. Alamnya, pulaunya, bahkan juga manusia-manusia penghuni Nusantara ini juga kerap diselubung misteri.

Namanya juga misteri, sehingga sangat sulit untuk dipecahkan. Karena tidak bisa dipecahkan, akhirnya semuanya pun tinggal dalam misteri itu sendiri. Demikian juga dengan tanah Jawa yang hendak diulas dalam tulisan ini juga ya, penuh dengan misteri itu.

Kata di Pulau Jawa ini, dulunya merupakan koloni dari bangsa Atlantis, kemudian karena bangsa dan peradaban atlantis hancur lalu tinggal Jawa seperti ini. Lalu, juga asal-usul orang Jawa sendiri hingga kini masih juga diselimuti kabut misteri itu.

Tahukah anda bahwa sebutan untuk pulau Jawa di zaman dahulu, merupakan satu dari gugusan pulau-pulau di Asia Tenggara yang disebut Nusantara, dimana pada waktu itu masih dinamakan dengan Sweta Dwipa. 

Seluruh gugusan kepulauan di Asia Selatan dan Tenggara dinamakan anak benua atau gugusan pulau-pulau Jawata. Dahulu, anak benua di India disebut Jambu Dwipa, sedangkan seluruh kepulauan Nusantara disebut Sweta Dwipa. 

Karena Jambu Dwipa dan Sweta Dwipa berasal dari daerah yang sama, maka tidak heran kalau budayanya banyak yang menyerupai atau dalam perkembangan saling mempengaruhi.

Dari perkembangan geografis, pada 20 hingga 36 juta tahun lalu, di Asia bagian selatan terjadi proses bergeraknya anak benua India ke utara, mengakibatkan tabrakan dengan lempengan yang diutara, akibatnya ada tanah yang mencuat keatas, yang kini dikenal sebagai gunung Himalaya.

Pada saat itu dataran Cina masih terendam lautan.Anak benua yang diselatan dan tenggara ,yaitu Jawata, termasuk Sweta Dwipa dan Jawa Dwipa muncul sebagai pulau-pulau mata rantai gunung berapi.

Dalam cerita kuno dikatakan bahwa orang Jawa itu anak keturunan atau berasal dari dewa. Dalam bahasa Jawa orang Jawa disebut Wong Jawa, dalam bahasa ngoko-sehari-hari, artinya: 
Wong itu dari kata wahong Jawa, artinya orang Jawa itu adalah anak keturunannya dewa. Begitu pula Tiyang Jawaitu dari Ti Hyang Jawa artinya juga sama, yaitu anak keturunan dewa ,dalam bahasa krama inggil –halus.
Jawata artinya adalah dewa, gurunya orang Jawa.

Menurut pedalangan wayang kulit, keindahan pulau Jawa dikala itu telah menarik perhatian dewa dewi dari kahyangan, sehingga mereka turun ke marcapada, tanah Jawa dan membangun kerajaan-kerajaan pertama di Jawa Dwipa. Raja Kediri, Jayabaya adalah Dewa Wisnu yang turun dari kahyangannya. Jayabaya amat populer di Jawa dan Indonesia karena ramalannya yang akurat mengenai sejarah perjalanan negeri ini dan berisi nasihat-nasihat bijak bagi mereka yang memegang tampuk pimpinan negara, para priyayi/pejabat negara, tetapi juga untuk kawula biasa.Ajarannya mengenai perilaku yang baik benar sebenarnya juga mempunyai kebenaran universal.

Kerajaan Pertama
Jawa Dwipa, menurut salah satu sumber adalah kerajaan dewa pertama di pulau Jawa, letaknya di gunung Gede, Merak, dengan rajanya Dewo Eso atau Dewowarman yang bergelar Wisnudewo. Ini melambangkan dewa kahyangan, permaisurinya bernama Dewi Pratiwi, nama dari Dewi Bumi. Dia adalah putri dari seorang begawan Jawa yang terkenal yaitu Begawan Lembu Suro yang tinggi elmunya/ pengetahuan spiritualnya, yang mampu hidup di tujuh dimensi alam (Garbo Pitu), tinggal di Dieng (letak geografis di Jawa Tengah).
Dieng dari Adhi Hyang artinya suksma yang sempurna.
Perkimpoian Wisnudewo dengan Dewi Pratiwi melambangkan turunnya dewa yang berupa suksma untuk menetap dibumi. 

Keberadaannya di bumi aman dan bisa berkembang karena didukung oleh daya kekuatan bumi yang digambarkan sebagai Begawan Lembu Suro.

Kecantikan Pulau Jawa bahkan menarik hati Rajanya para dewa yaitu Betara Guru untuk mendirikan kerajaan dibumi. Turunlah dia dari domainnya di Swargaloka dan memilih tempat tinggal di gunung Mahendra. (Kini disebut Gunung Lawu terletak diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur antara Surakarta dan Madiun). Betara Guru punya nama lain, yaitu:
  1. Sang Hyang Jagat Nata, ratunya Jagat Raya – The king of the Universe dan 
  2. Sang Hyang Girinata, ratunya gunung-gunung, – the King of Mountains
  3. Di kerajaan Mahendra, Sorga yang agung – The great Heaven, Betara Guru memakai nama Ratu Mahadewa.
Karaton kerajaan Mahendra dibangun mirip seperti karatonnya yang di Kahyangan.

Piranti-piranti sorga juga dibuat, antara lain:

Gamelan, seperangkat alat musik untuk hiburan para dewa dengan menikmati alunan suaranya yang merdu dan saat sedang menari/ olah beksa. Menari/ olah beksa itu bukanlah sekedar mengayunkan raga mengikuti ritme musik tetapi merupakan latihan untuk konsentrasi dan selanjutnya kontemplasi untuk mengenal jati diri dan menemui Sang Pencipta (seperti Yoga dalam arti yang sebenarnya). Nama gamelan itu adalah Lokananta.

Patung-patung penjaga istana yaitu Cingkarabala dan Balaupata, yang diletakkan dikanan-kiri pintu gerbang istana. Artinya istana dijaga kuat sehingga aman.

Pusaka berupa keris, cakra, tombak, panah, dll dibuat oleh empu terkenal yaitu Empu Ramadhi.

Raja Dewa Lain
Setelah para dewa bisa tenang tinggal dibumi Jawa, menikah dengan putri pribumi dan punya anak keturunan, Betara Guru kembali ke Kahyangan. 

Beberapa putranya ditunjuk untuk meneruskan memimpin kerajaan-kerajaan selain di Jawa juga di Sumatra dan Bali.

Di Sumatra
Sang Hyang Sambo bergelar Sri Maharaja Maldewa, di kerajaan Medang Prawa, di gunung Rajabasa (Didekat Ceylon sekarang ada negeri Maldives).
Di Bali 
Sang Hyang Bayu, bergelar Sri Maharaja Bimo, di Gunung Karang , kerajaannya Medang Gora. (Pulau Bali juga terkenal sebagai Pulau Dewata).
Di Jawa 
Sang Hyang Brahma bergelar Sri Maharaja Sunda, di gunung Mahera, Anyer, Jawa Barat. Kerajaannya Medang Gili. (Asal mulanya penduduk yang tinggal di Jawa bagian barat disebut orang Sunda). 
Sang Hyang Wisnu bergelar Sri Maharaja Suman , di gunung Gora, Gunung Slamet, Jawa Tengah. Kerajaannya Medang Puro
Sang Hyang Indra, bergelar Sri Maharaja Sakra, di gunung Mahameru, Semeru, Jawa Timur. Kerajaannya Medang Gana.

Karaton Dipuncak Gunung
Menarik untuk diperhatikan bahwa para dewa selalu membangun karaton dipuncak-puncak gunung. Ini menggambarkan dewa itu berasal dari langit, dari tempat yang tinggi. Tempat tinggi, diatas itu artinya bersih, jauh dari hal-hal kotor, sikap harus dijaga tetap suci, baik, benar, sopan, bagi dewa yang telah menjadi manusia dan tinggal dibumi.

Bumi Samboro
Ini artinya tanah yang menjulang kelangit. Dalam kebatinan Kejawen, contohnya adalah Gunung Dieng, Adhi Hyang, maksudnya supaya orang selama masih hidup didunia mencapai puncak pengetahuan spiritual, mendapatkan pencerahan jiwani, tinggi elmunya, suci lahir batin. Puncak itu adalah Adhi Hyang atau Bumi Samboro.

Dewo Ngejowantah
Dewa yang menampakkan diri. Dewa yang berbadan cahaya bisa menampakkan diri dan dilihat oleh saudara-saudara kita yang telah tinggi tingkat kebatinannya, yang sudah bontos elmu sejatinya., artinya sudah melihat kasunyataan – kenyataan sejati.

Dipandang dari sudut spiritualitas, turunnya dewa ke bumi adalah gambaran dari merasuknya suksma, spirit, jiwa kedalam badan manusia dan lalu menjadi manusia. Oleh karena itu, manusia termasuk manusia Jawa adalah berasal dari suksma, spirit, dewa.

Orang Jawa
Orang Jawa adalah sebutan bagi orang yang tinggal di Jawa dwipa atau dipulau Jawa pada dulu kala.Pada saat ini yang dinamakan orang Jawa adalah penduduk yang menghuni di pulau Jawa bagian tengah dan timur yang disebut suku bangsa Jawa dan anak keturunannya. 

Pada umumnya mereka masih melestarikan budaya, adat istiadat warisan nenek moyangnya dan berbicara bahasa Jawa. Kebanyakan anak keturunan orang Jawa yang tinggal diluar “tanah Jawa” seperti di Jakarta dan daerah maupun negara lain, meski masih melestarikan atau akrab dengan budaya leluhurnya, sudah tidak lagi berkomunikasi dengan bahasa Jawa, mereka menggunakan bahasa Indonesia.

Berikut ini misteri di balik semua itu
Misteri dewa-dewi sebelum manusia sakti
Ada juga misteri misalnya, bahwa di tanah Jawa ini selama ratusan ribu tahun lalu dihuni oleh dewa-dewi yang menguasai daratan dan lautan tanah jawa. Para dewa dewi itu kembali ke nirwana setelah manusia-manusia sakti mulai menguasai tanah Jawa.
Misteri Semar Sebagai Demit Paling Tua di Tanah Jawa
Semar merupakan tokoh wayang nan sakti, eang sepuh dari pandawa lima yang sangat populer sekaligus dalam pertokohan dia itu kedudukannya sebagai ayah dari Petruk, Gareng serta Bagong. Perlu diketahui ternyata konon itu adalah sosok demit yang paling tua usianya di kawasan tanah Jawa.
Misteri Masuknya Islam
Apakah kamu tahu Islam masuk ke tanah Jawa itu kapan? 
Kabarnya ajaran tersebut masuk pada abad 13. Ada sumber yang mengatakan kalau Islam itu masuk ke Tanah Jawa, sebagaimana juga masuk ke Nusantara selama Nabi Muhamad masih hidup. Konon Syekh Subakir sebagai utusan ulama dari kekaisaran ottoman yang datang, dengan menenteng batu hitam yang telah dirajah dari kawasan jazirah Arab.
Misteri Peredaman Pengaruh Negatif Makhluk Halus
Konon banyak kekuatan makhluk halus yang mengganggu kehidupan manusia di tanah Jawa. Mereka semua membawa pengaruh negatif kepada warga sekitarnya. Namun untungnya di puncak gunung Tidar ada rajah Aji Kalacakra yang mampu menangkalnya saat itu. Kemudian lambat laun kabarnya diteruskan oleh para Wali Songo. Sehingga ilmu ulama tersebut bisa meredam pengaruh negatif makhluk itu juga.
Misteri Tersingkirnya Hantu
Semakin berjalannya waktu, jumlah populasi manusia semakin banyak. Hutan, sawah, perkebunan pun kini telah berubah menjadi tempat tinggal, maupun perumahan. Sehingga para hantu dan sejenisnya tersingkir, serta pindah ke dasar laut selatan ataupun disekitar kawah gunung berapi kabarnya.
Misteri Ritual Tradisional
Konon ritual tradisional yang biasa kita kenal dengan nama Slametan itu, kabarnya ada kaitannya dengan kisah jin paling tua di tanah Jawa. Banyak yang bilang kalau kita melakukan ritual seperti itu, maka para dedemit akan melindungi warga. Apalagi jika dalam meminta bantuan disertai dengan tangisan, maka permintaannya akan segera terkabulkan.
Misteri Babad Tanah Jawi
Masyarakat bisa mengetahui silsilah raja zaman dahulu, seperti pada Singasari, kerajaan Padjajaran, Mataram, Majapahit, Demak, maupun yang lainnya dengan membaca buku babad tanah Jawi. Bahkan kabarnya ada juga cerita mengenai para nabi, yang dulunya dianggap oleh warga kerajaan Mataram Islam sebagai nenek moyang mereka.
Misteri Gugur Gunung
Tujuan gugur gunung dilakukan oleh masyarakat di tanah Jawa, adalah agar kita mengetahui betapa pentignya kebersamaan. Kata tersebut ibarat mengarahkan pada suatu permasalahan yang dialami seseorang, kalau dipecahkan secara bersama pasti akan terasa ringan.
Seperti itulah kiranya gambaran mengenai kebiasaan sesepuh kita zaman dahulu. Kalau sekarang ini kita lebih mengenalnya dengan kata gotong royong, kerja sama saling membantu meringankan pekerjaan secara bersama-sama.
Misteri Banyak Ahli Sejarah yang Mengkajinya
Kabarnya konon banyak ahli yang tertarik untuk mengkaji mengenai kisah tanah Jawa. Misalnya saja ahli sejarah yang bernama HJ de Graaf. Beliau sudah banyak sekali belajar tentang peristiwa yang terjadi di tanah itu, sejak zaman kerajaan Pajang. Akan tetapi hasilnya tak berani beliau sebutkan pada masyarakat umum, sebab kabarnya sangat berkaitan dengan kosmologi, dongeng, serta mitologi.
Misteri Syirik
Menurut sebagian orang kisah jin di tanah Jawa itu mengarahkan kita pada kesyirikan. Sebab tempatnya berdoa itu hanyalah kepada Alloh semata, bukan memberikan sesaji dan sebagainya pada makhluk halus.
Sebaiknya kamu jangan ikut-ikutan, karena semua itu adalah dosa besar yang tak akan mungkin dimaafkan. Saat di akherat nanti tempatnya yang kekal yaitu di neraka, maka dari itu janganlah kamu mencobannya.
Misteri Aji Saka
Salah satu legenda Jawa yang sangat populer yaitu kisah Aji Saka. Di dalamnya menceritakan mengenai asal mula adanya aksara Jawa. Banyak cerita yang mengatakan Aji Saka itu orang paling sakti dari India yang membangun kerjaaan pertama di tanah Jawa.

Selain itu juga menggambarkan tentang kedatangan peradaban di tanah Jawa yang mulai dirintis oleh Aji Saka itu. Hanya ada yang mengatakan kalau kerajaan yang dibangun Aji Saka itu masih bersifat sangat mistis.
Sayangnya terdapat berbagai pendapat mengenai darimana asal ceritanya, ada yang bilang kalau itu berasal dari pulau Bawean, ada pula yang kabar hal tersebut dari Jawa Tengah, dan masih banyak lagi anggapan lainya.

Nah, seperti itu misteri tanah Jawa ini yang kabarnya Semarlah dedemit paling tua di wilayah itu. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Semar adalah anak ucunya para dewa yang sebelumnya sudah menguasai tanah Jawa.

Harus diberi acungan jempol bahwa semua suku bangsa yang bermacam-macam di Indonesia, menjunjung tinggi rasa ke- Indonesia-an, sebagai satu rumpun bangsa yang bersatu.

Terlahir sebagai bangsa Indonesia sudah terpatri didalam lubuk hati yang terdalam sejak kelahiran ditanah air tercinta Indonesia, tidak peduli apa suku bangsanya. 

Rasa kepatriotan kesukuan tidak ada, yang ada adalah patriot Indonesia!

Dalam masyarakat multikultural Indonesia yang pluralistis, budaya, adat istiadat bermacam daerah dilestarikan dan dikembangkan untuk disumbangkan kepada Indonesia merdeka yang bersatu, bernaung dibawah kibaran bendera pusaka Merah Putih.

No comments