Breaking News

Proses Spiritual Diri

Seringkali kita mendengar tentang berbagai fenomena tak masuk akal yang membingungkan ilmuwan dan diluar logika. 
Namun apakah ini hanyalah puncak gunung es. 
Seiring dengan fenomena tersebut, manusia sejak zaman dahulu telah bertanya: 
  1. Apakah tujuan kehidupan kita? Mengapa kita dilahirkan? 
  2. Apa yang terjadi setelah kematian? Apakah hantu dan malaikat benar nyata?
  3. Apakah ada suatu dunia diluar sana yang sama sekali tidak kita sadari dan tidak bisa diteliti oleh sains modern? 
  4. Apakah kita terpengaruh oleh dimensi tersebut? Dan jika ya, seberapa sering dan kuat pengaruhnya?
Manusia terdiri dari dimensi fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual dimana setiap dimensi harus dipenuhi kebutuhannya. 

Seringkali permasalahan yang muncul pada seseorang ketika mengalami suatu kondisi dengan penyakit tertentu (misalnya penyakit fisik) mengakibatkan terjadinya masalah psikososial dan spiritual.
Konsep Spiritual
Dimensi spiritual adalah sesuatu yang terintegrasi dan berhubungan dengan dimensi yang lain dalam diri seorang individu. 

Spiritualitas mewakili totalitas keberadaan seseorang dan berfungsi sebagai perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek individual. 

Setiap individu memiliki definisi dan konsep yang berbeda mengenai spiritualitas. Kata-kata yang digunakan untuk menjabarkan spiritualitas termasuk makna,
  1. transenden, 
  2. harapan, 
  3. cinta, 
  4. kualitas, 
  5. hubungan, dan 
  6. eksistensi.
(Emblen dalam Potter & Perry, 2005).

Spiritual Dan Agama
Keyakinan dan kepercayaan akan Tuhan biasanya dikaitkan dengan istilah agama. 

Di dunia ini, banyak agama yang dianut oleh masyarakat sebagai wujud kepercayaan mereka terhadap keberadaan Tuhan. 

Tiap agama yang ada di dunia memiliki karakteristik yang berbeda mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan sesuai dengan prinsip yang mereka pegang teguh. 

Keyakinan tersebut juga mempengaruhi seorang individu untuk menilai sesuatu yang ada sesuai dengan makna dan filosofi yang diyakininya. 
Rokeach meyakini bahwa:
Setiap orang memiliki sebuah sistem keyakinan, sikap dan nilai yang sangat teratur yang menjadi panduan perilakunya. 
(Littlejohn and Foss, 2005 : 79)

Pondasi Dasar Spiritual
Keyakinan 
"Ratusan Ribu Pernyataan Yang Kita Buat Tentang Diri Dan Dunia"
Keyakinan terbagi dua, yaitu :
  1. Keyakinan utama (center): keyakinan yang sulit diubah.
  2. Keyakinan pinggiran (peripheral): keyakinan yang mudah diubah.
Apa bila keyakinan utama “terguncang” maka guncangan psikologis besar, sedangkan bila keyakinan peripeheral “terguncang” maka orang tersebut tidak mengalami guncangan psikologis

Sikap 
"Kelompok Keyakinan Yang Terorganisir Tentang Sebuah Obyek Dan Menyebabkan Seseorang Berperilaku Tertentu Terhadap Obyek Tersebut"
Sikap terbagi dua, yaitu :
  1. Sikap terhadap objek, dan
  2. Sikap terhadap situasi.

Nilai 
"Jenis Keyakinan Spesifik Yang Sifatnya Sentral Di Dalam Diri Seseorang Dan Bertindak Sebagai Penuntun Hidup"
Nilai terbagi dua, yaitu :
  1. Instrumental values : nilai – nilai yang merupakan penuntun tingkah laku kita.
  2. Terminal values : nilai – nilai yang mengarahkan tingkah laku kita pada satu titik tertentu.
Filsuf Spiritual
Keyakinan, sikap dan nilai yang dimiliki seseorang terangkum pada apa yang disebu konsep diri.

Menurut filsuf modern, keyakinan adalah setiap pemikiran individu yang memegang kebenaran. 

Meskipun mungkin tidak menjadi bagian aktif dari proses pengambilan keputusan tersebut, keyakinan tidak langsung mempengaruhi pilihan, penilaian dan perilaku. 

Keyakinan biasanya  merupakan pondasi dasar dari pengalaman, seperti keyakinan bahwa kita hidup di abad ke-21. 

Namun, keyakinan lain yang lebih abstrak dan tidak dapat dibagi antara individu-individu tertentu atau masyarakat, seperti keyakinan agama tertentu.

No comments